Apakah phobia terhadapa kegagalan itu ada? Lantas seperti apa bentuk phobia karena takut gagal tersebut? Mendefinisikan arti phobia memang sukar karena perasaan trauma tersebut hanya dapat dirasakan oleh individu tertentu yang mengalaminya saja, dan tidak jarang mereka yang memiliki phobia dengan hal hal psikis akan menutup diri dari keterbukaan apalagi untuk menceritakan pada orang lain. Hal ini bisa jadi karena penyebab phobia tersebut adalah hal penting dalam hidup yang memberikan dampak pukulan berat bagi perubahan hidupnya sehingga sulit sekali mengungkapkan perasaan itu meskipun untuk melupakannya juga bukan hal yang mudah.
Mereka yang belum pernah mendapatkan cobaan yang berat dalam hidupnya, tidak pernah menganggap kegagalan yang didapat sebagai sebuah momok. Akan tetapi itulah yang mungkin masih saya rasakan saat ini. Namun saya selalu berusaha menghibur dan memotivasi diri bahwa kegagalan hanyalah langkah kecil dari proses panjang yang mengiringi derap langkah guna mencapai tujuan akhir dari suatu kesuksesan.
Kegagalan adalah hasil yang tak terduga dan membawa mereka kedalam suasana yang baru. Daud salah satu contohnya. Berapa kali dia gagal dalam kepemimpinannya. Tidak ikut perang padahal waktunya berperang, membuat strategi jahat untuk menghancurkan orang lain, dan diakhiri dengan perzinahan. Namun kegagalan tersebut tidaklah membuatnya lari dari rencana Allah atas dirinya. Dia bangkit kembali dan berusaha untuk lebih baik lagi dan akhirnya dia sukses.
Alangkah menyenangkan apabila kita dapat mencontoh dari peristiwa yang di alami Daud diatas, namun untuk menjadi sosok yang tegar kadang tak semudah yang diucapkan, karena manusia memang memiliki banyak keterbatasan untuk menyelesaikan apa yang menjadi masalah hidupnya. Sehingga ketika masalah itu terhenti dengan penyelesaian yang tidak bagus atau malah tidak pernah selesai, maka bekas dari luka yang ditimbulkan akan tetap terasa meskipun waktu sudah membawanya berlalu. Dan menghilangkan phobia seperti itu mungkin hanya dapat dilakukan atas kesadaran individu tersebut, yaitu mengingat kejadian waktu itu yang membuat dirinya trauma, menyelesaikan trauma tersebut dengan memberikan keyakinan pada diri bahwa kita dapat bangkit dari peristiwa dahulu yang buruk dalam hidup kita. Dan apa yang akan dijalani saat ini bukanlah hal yang sama di masa lalu, karena saat ini kita telah memiliki pengalaman dari kegagalan tersebut yang membuat jiwa lebih tegar dalam menghadapinya
Ditulis oleh Jawon Manis dengan penambahan seperlunya
No comments:
Post a Comment